Contoh Majas Pleonasme: Pengertian, Penggunaan, dan Penjelasannya – Dalam tata tulis bahasa, diperlukan penguasaan pada setiap tatanan kata, kalimat, klausa dan paragraf.

Hal tersebut penting sebagai upaya awal untuk merealisasikan penulisan karya tulis yang baik dan benar berdasarkan kaidah bahasa terbaru yaitu PUEBI.
Penggunaan tata penulisan ini tidak jarang kita temui dengan adanya majas pada penulisan. Majas memiliki berbagai macam jenis, dan setiap jenisnya dipadukan yang biasanya digunakan untuk memperindah puisi atau membuat sebuah lagu.
Salah satu penggunaan majas yang secara umum dapat dijumpai yaitu majas pleonasme. Majas diartikan sebagai gaya bahasa yang dapat digunakan sebagai nilai estetik pada karya sastra.
Apa itu Majas Pleonasme?
Sedangkan menurut KBBI, pleonasme adalah pemakaian kata-kata yang berlebih daripada apa yang diperlukan.
Secara umum, majas pleonasme merupakan pemubaziran kata sehingga kata tersebut tidak ekonomis atau disebut juga dengan pemborosan kalimat.
Di dalam majas pleonasme terdapat kata keterangan yang sebenarnya dapat dihilangkan karena keberadaan salah satu katanya tidak terlalu dibutuhkan dan dapat bermakna sama.
Kalimat Tidak Efektif
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa contoh majas pleonasme merupakan salah satu kalimat yang tidak efektif.
Ketidakefektifan kalimat dikelompokkan menjadi :
- (1) unsur kalimat tidak lengkap;
- (2) kalimat dipengaruhi bahasa Inggris;
- (3) kalimat mengandung makna ganda;
- (4) kalimat bermakna tidak logis;
- (5) kalimat dengan struktur rancu;
- (6) dan yang terakhir, kalimat yang mengandung kata pleonasme.
Kalimat dikatakan efektif jika kalimat tersebut dapat menyampaikan gagasan penulis secara tepat dan mudah dipahami oleh pendengar.
Namun sebaliknya, pada majas pleonasme terdapat kata-kata yang sebenarnya tidak perlu digunakan, sehingga hal tersebut dapat mengurangi pemahaman pembaca dan kehematan kata.
Kehematan kata dalam kalimat efektif disini maksudnya adalah hemat dalam menggunakan kata yang tidak perlu, tetapi sesuai dengan kaidah tata bahasa.
Biasanya dalam penulisan karya tulis ilmiah ataupun dalam berbicara kita sering terjebak ke dalam fenomena kata pleonasme ini.
Berdasarkan hal tersebut, majas pleonasme ini tidak cocok digunakan untuk karya tulis ilmiah karena dapat mangaburkan maksud kalimat dengan adanya penggunaan kata yang berlebih.
Oleh sebab itu, kalimat pleonasme ini digunakan untuk karya sastra saja.
Fungsi Majas Pleonasme
Majas pleonasme sebenarnya memiliki fungsi.
Fungsi keberadaan kata-kata majas pleonasme jika ditinjau sebagai bentuk yang bermakna positif dijadikan sebagai penegasan kata yang membuatnya menjadi lebih jelas dalam suatu kalimat.
Majas pleonasme ini muncul disebabkan karena dua kata atau lebih yang bentuk katanya mengandung makna yang sama, kata kedua sebenarnya tidak diperlukan lagi karena maknanya sudah terkandung pada kata pertama.
60+ Contoh Majas Pleonasme dan Penjelasannya
Contoh majas pleonasme yang mengindikasikan kata yang tidak perlu digunakan pada karya tulis adalah sebagai berikut.
- “Para hadirin yang berbahagia, marilah kita panjatkan syukur kepada Allah SWT…” (kata “hadirin” merupakan kata jamak atau yang menyatakan lebih dari satu atau banyak sehingga tidak perlu kata “para”)
- “Banyak korban-korban tsunami yang tidak mendapatkan tempat tidur yang layak” (kata “korban-korban” sudah termasuk kata jamak)
- Di sekitar rumah Andi banyak rawa-rawa yang mulai ditumbuhi teratai. (pada kalimat tersebut, kata “rawa” tidak perlu diulang karena kata jamak sudah dinyatakan dengan menggunakan kata “banyak”. Hal tersebut berlaku sebaliknya, kata “banyak” dapat juga dihilangkan. Kalimat yang benar seharusnya “Di sekitar rumah Andi banyak rawa yang mulai ditumbuhi teratai” atau “Di sekitar rumah Andi banyak rawa-rawa yang mulai ditumbuhi teratai”)
- Persatuan kampung RT 02 RW 03 terlihat dari sikap saling tolong-menolong antar warga miskin dan kaya (kata “tolong-menolong” termasuk kata ulang yang bermakna saling sehingga tidak perlu kata ”saling” lagi)
- Rajinlah berolahraga agar supaya badan menjadi sehat (kata “agar” dan “supaya” memiliki makna sama, cukup menggunakan salah satu kata saja. Jadi kalimatnya menjadi “Rajinlah berolahraga agar badan menjadi sehat” atau “Rajinlah berolahraga supaya badan menjadi sehat”)
- Gunung meletus disebabkan karena gempa tektonik yang terjadi di sekitar wilayah tersebut (Kata dasar “sebab” merupakan sinonim dari kata”karena”, jadi pilih salah satu)
- Adik jatuh ke bawah saat belajar sepeda (kata “ke bawah” sebenarnya tidak dibutuhkan lagi karena kata ”jatuh” otomatis pasti menunjukkan arah “ke bawah”)
- Bunga yang bermekaran di taman sangat indah sekali (pada kalimat tersebut kata “sekali” menunjukkan makna sama dengan kata “sangat” sehingga sudah cukup dengan sangat indah atau indah sekali)
- Andi pergi ke bank BRI (contoh majas pleonasme tersebut menggunakan kata double disebutkan dua kali dan memiliki arti yang sama, kata “bank” tidak perlu digunakan karena BRI sendiri merupakan akronim atau singkatan dari Bank Rakyat Indonesia)
- “Pak Rudi menjadi guru sekolah SMA” (kalimat tersebut merupakan contoh majas pleonasme yang bermakna sama (double), karena didalamnya terdapat pengulangan keterangan sekolah dua kali, kata SMA sendiri merupakan kepanjangan dari Sekolah Menengah Atas jadi kalimat yang benar seharusnya “Pak Rudi menjadi guru SMA”)
- “Perusakan daripada rumah itu diakibatkan penggusuran rumah di sekitar proyek” (kata “daripada” tidak perlu digunakan karena antara unsur frasa pemilikan tidak perlu preposisi, maka kalimat yang benar seharusnya “Perusakan rumah itu diakibatkan penggusuran rumah di sekitar proyek”)
- Kakak memelihara berbagai jenis ikan seperti ikan nila, ikan lohan, ikan mas, dan ikan lele (kalimat tersebut terlalu boros karena berulang kali menggunakan kata “ikan” sehingga termasuk dalam majas pleonasme, kata tersebut termasuk dalam kata hiponim yaitu jenis frasa atau kata khusus yang termasuk dalam frasa lain yang umum, dalam hal ini yaitu “ikan”)
- Bel sekolah berbunyi menunjukkan istirahat sekolah telah selesai, siswa masuk ke dalam kelas (masuk ke dalam merupakan contoh majas pleonasme memiliki arti yang sama sehingga kalimat tersebut tidak efektif)
- “Dia pergi keluar dari rumah.” (Penjelasan: Kata “keluar” sudah mencakup ide pergi dari suatu tempat.)
- “Dia naik ke atas tangga.” (Penjelasan: Kata “ke atas” sudah mencakup ide naik.)
- “Saya akan kembali lagi.” (Penjelasan: Kata “kembali” sudah mencakup ide lagi.)
- “Dia berbicara dengan mulutnya.” (Penjelasan: Kata “mulutnya” sudah mencakup ide berbicara.)
- “Mereka berkumpul bersama-sama.” (Penjelasan: Kata “bersama-sama” sudah mencakup ide berkumpul.)
- “Itu adalah bocoran rahasia.” (Penjelasan: Kata “rahasia” sudah mencakup ide bocoran yang tidak diinginkan.)
- “Dia datang dengan sendirinya.” (Penjelasan: Kata “sendirinya” sudah mencakup ide datang tanpa bantuan orang lain.)
- “Saya melihat dengan mata saya sendiri.” (Penjelasan: Kata “dengan mata saya sendiri” sudah mencakup ide melihat.)
- “Pintu itu terbuka lebar-lebar.” (Penjelasan: Kata “lebar-lebar” sudah mencakup ide terbuka.)
- “Dia berkata dengan suaranya sendiri.” (Penjelasan: Kata “dengan suaranya sendiri” sudah mencakup ide berkata.)
- “Dia jatuh ke bawah.” (Penjelasan: Kata “ke bawah” sudah mencakup ide jatuh.)
- “Mereka pergi ke luar ruangan.” (Penjelasan: Kata “ke luar ruangan” sudah mencakup ide pergi.)
- “Saya melihat dia dengan mata kepala saya sendiri.” (Penjelasan: Kata “dengan mata kepala saya sendiri” sudah mencakup ide melihat.)
- “Bawa masuk semua barang-barang.” (Penjelasan: Kata “bawa masuk” sudah mencakup ide membawa barang-barang ke dalam.)
- “Dia berdiri tegak.” (Penjelasan: Kata “tegak” sudah mencakup ide berdiri dengan lurus.)
- “Mereka berlari cepat-cepat.” (Penjelasan: Kata “cepat-cepat” sudah mencakup ide berlari cepat.)
- “Saya mendengar dengan telinga saya sendiri.” (Penjelasan: Kata “dengan telinga saya sendiri” sudah mencakup ide mendengar.)
- “Itu adalah kejutan tiba-tiba.” (Penjelasan: Kata “tiba-tiba” sudah mencakup ide kejutan yang tidak terduga.)
- “Dia bergerak maju ke depan.” (Penjelasan: Kata “ke depan” sudah mencakup ide bergerak maju.)
- “Dia mengenakan pakaian dengan baju baru.” (Penjelasan: Kata “dengan baju baru” sudah mencakup ide mengenakan pakaian.)
- “Saya mendengarkan dengan telinga saya.” (Penjelasan: Kata “dengan telinga saya” sudah mencakup ide mendengarkan.)
- “Dia meraih dengan tangan.” (Penjelasan: Kata “dengan tangan” sudah mencakup ide meraih.)
- “Saya menyanyi dengan suara saya.” (Penjelasan: Kata “dengan suara saya” sudah mencakup ide menyanyi.)
- “Mereka mengejar dengan cepat.” (Penjelasan: Kata “dengan cepat” sudah mencakup ide mengejar.)
- “Dia makan dengan gigi.” (Penjelasan: Kata “dengan gigi” sudah mencakup ide makan.)
- “Dia berkata dengan kata-kata.” (Penjelasan: Kata “dengan kata-kata” sudah mencakup ide berkata.)
- “Mereka pergi ke dalam rumah.” (Penjelasan: Kata “ke dalam rumah” sudah mencakup ide pergi ke dalam.)
- “Dia tersenyum dengan ramah.” (Penjelasan: Kata “dengan ramah” sudah mencakup ide tersenyum.)
- “Dia meraih dengan tangan kanannya.” (Penjelasan: Kata “dengan tangan kanannya” sudah mencakup ide meraih.)
- “Saya mendengarkan dengan telinga kanan saya.” (Penjelasan: Kata “dengan telinga kanan saya” sudah mencakup ide mendengarkan.)
- “Itu adalah kejutan yang mengejutkan.” (Penjelasan: Kata “mengejutkan” sudah mencakup ide kejutan yang tidak terduga.)
- “Dia bergerak maju ke depan.” (Penjelasan: Kata “ke depan” sudah mencakup ide bergerak maju.)
- “Dia menyanyi dengan suara yang merdu.” (Penjelasan: Kata “dengan suara yang merdu” sudah mencakup ide menyanyi merdu.)
- “Mereka mengejar dengan kecepatan tinggi.” (Penjelasan: Kata “dengan kecepatan tinggi” sudah mencakup ide mengejar dengan cepat.)
- “Saya makan dengan gigi saya.” (Penjelasan: Kata “dengan gigi saya” sudah mencakup ide makan.)
- “Dia berkata dengan kata-kata yang bijaksana.” (Penjelasan: Kata “dengan kata-kata yang bijaksana” sudah mencakup ide berkata bijaksana.)
- “Dia menulis dengan pena tinta.” (Penjelasan: Kata “dengan pena tinta” sudah mencakup ide menulis dengan pena.)
- “Mereka berjalan dengan langkah yang cepat.” (Penjelasan: Kata “dengan langkah yang cepat” sudah mencakup ide berjalan cepat.)
- “Dia tertawa dengan suara yang keras.” (Penjelasan: Kata “dengan suara yang keras” sudah mencakup ide tertawa keras.)
- “Dia berbicara dengan kata-kata yang cerdas.” (Penjelasan: Kata “dengan kata-kata yang cerdas” sudah mencakup ide berbicara secara cerdas.)
- “Dia berjalan dengan kaki sendiri.” (Penjelasan: Kata “dengan kaki sendiri” sudah mencakup ide berjalan dengan menggunakan kakinya sendiri.)
- “Saya mencium bunga dengan hidung saya.” (Penjelasan: Kata “dengan hidung saya” sudah mencakup ide mencium menggunakan hidung.)
- “Dia memeluk saya dengan erat.” (Penjelasan: Kata “dengan erat” sudah mencakup ide memeluk dengan kuat.)
- “Mereka berfoto dengan kamera.” (Penjelasan: Kata “dengan kamera” sudah mencakup ide berfoto menggunakan kamera.)
- “Dia menggigit apel dengan gigi.” (Penjelasan: Kata “dengan gigi” sudah mencakup ide menggigit dengan gigi.)
- “Saya berbicara dengan suara keras.” (Penjelasan: Kata “dengan suara keras” sudah mencakup ide berbicara dengan keras.)
- “Mereka bermain dengan bola.” (Penjelasan: Kata “dengan bola” sudah mencakup ide bermain menggunakan bola.)
- “Dia tertawa dengan tawa yang keras.” (Penjelasan: Kata “dengan tawa yang keras” sudah mencakup ide tertawa dengan keras.)
- “Saya mendengar dengan telinga yang baik.” (Penjelasan: Kata “dengan telinga yang baik” sudah mencakup ide mendengar dengan baik.)
- “Dia melompat dengan kaki yang kuat.” (Penjelasan: Kata “dengan kaki yang kuat” sudah mencakup ide melompat dengan kekuatan kaki yang cukup.)
Majas pleonasme disebut juga dengan majas perulangan.
Hal tersebut disebabkan terdapat pengulangan keterangan yang terdapat dalam suatu kalimat seperti yang dapat dilihat pada contoh majas pleonasme diatas.
Namun, sejatinya, majas pleonasme dalam suatu karya bukan hanya sebagai bentuk negatif seperti kalimat yang tidak efektif dan harus diubah, melainkan juga sebagai bentuk penegasan dan dapat dijadikan bermakna positif (estetik) dalam karya sastra, seperti yang telah dijelaskan fungsi majas pleonasme di atas.
Contoh Majas Pleonasme dalam Karya Sastra

Contoh majas pleonasme dalam karya sastra seperti berikut.
- Saya melihat pencuri itu dengan mata kepala sendiri.
Dari kalimat tersebut, yang memiliki majas pleonasme yaitu mata kepala sendiri. Jika kita mencerna kalimatnya, kata “melihat” disini tentu saja menggunakan mata kepala sendiri, bukan mata kepala orang lain.
Kata frasa mata kepala sendiri dapat ditemukan di sebuah karya sastra seperti puisi dan cerpen. Kata tersebut termasuk majas pleonasme yang dibutuhkan untuk menegaskan bahwa kita benar-benar melihat hal tersebut.
Berdasarkan pernyataan tersebut, kata mata kepala sendiri merupakan salah satu fungsi majas pleonasme dalam bentuk penegasan.
- Beribu-ribu macam kata telah ku ungkapkan tuk menunjukkan hatiku.
Kalimat tersebut termasuk contoh majas pleonasme dalam puisi. Kata beribu-ribu macam menunjukkan kalimat yang berlebihan, sebenarnya cukup menggunakan kata beribu-ribu saja.
Namun, dalam konteks kalimat tersebut yaitu layaknya kalimat puisi, sehingga kata beribu-ribu macam dapat digunakan dan menunjukkan penegasan sehingga kalimat di atas dapat juga diinterpretasikan “sangat banyak usaha dan penjelasan untuk mengungkapkan kejujurannya”.
Cobtoh majas pleonasme lainnya
- Ah, Si Kucing Merah memang gemar naik ke atas meja.
- Demi untuk pujaan hatinya, Ia rela melakukan apapun.
- Anak-anak mendongak ke atas melihat helikopter yang melintasi sekolah mereka.
- Bangunan pencakar langit baru itu menjulang tinggi ke angkasa.
- Adik riang gembira mengetahui ayah pulang dari kantor lebih cepat.
- Pekatnya kopi hitam itu tak sekelam masa laluku.
Contoh majas pleonasme itu, memberikan pengaruh kepada pembacanya untuk menyetujui sebuah ujaran yang penulis buat.
Kesimpulan yang dapat diambil dari berbagai contoh majas pleonasme diatas adalah dalam penulisan tata bahasa yang baik dalam karya tulis ilmiah haruslah mengimplementasikan kata yang efektif dan seefisien mungkin.
Hal ini sebagai upaya mewujudkan keterampilan menulis kalimat efektif. Adapun penggunaan majas pleonasme digunakan sesuai peruntukannya dalam karya sastra dengan memperhatikan kesesuaian dengan tujuan membuat kalimat yaitu sebagai penegasan sehingga menjadi kata yang indah dan padu.
Untuk membiasakan penggunaan tata bahasa yang baik dan benar, Anda perlu berlatih terus-menerus dan terus mencoba menulis sehingga menumbuhkan keterampilan menulis dan menggunakan kata yang sesuai sehingga majas pleonasme dapat dihilangkan atau digunakan pada jenis karya tulis serta kalimat yang tepat.
Semoga bermanfaat.