Contoh Monolog: Pengertian, Unsur, Jenis Beserta Penjelasannya

Contoh Monolog; Pengertian, Unsur, Jenis Beserta Penjelasannya
Contoh Monolog; Pengertian, Unsur, Jenis Beserta Penjelasannya

Contoh Monolog; Pengertian, Unsur, Jenis Beserta Penjelasannya –Monolog merupakan salah satu bentuk seni peran di mana seorang aktor berbicara sendiri dalam waktu yang cukup panjang, mengekspresikan pikiran, perasaan, atau konflik batin dari karakter yang diperankannya.

Kemampuan untuk menyampaikan monolog yang kuat menjadi keterampilan penting bagi aktor karena mengasah ekspresi, intonasi, dan pemahaman karakter.

Artikel ini akan menghadirkan 20+ contoh monolog dengan beragam tema, mulai dari kehidupan sehari-hari, motivasi, komedi, hingga drama melankolis. Setiap contoh dirancang untuk membantu Anda belajar dan berlatih seni monolog dengan efektif.

Apa itu Monolog?

Monolog adalah bagian dalam seni peran di mana seorang aktor berbicara sendiri tanpa interaksi dari karakter lain. Dalam monolog, aktor dapat menyampaikan perasaan, konflik batin, atau refleksi mendalam dari karakter yang diperankannya, sehingga penonton bisa memahami alur cerita atau emosi karakter tersebut.

Menurut KBBI monolog adalah pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri atau seorang pelaku tunggal dalam sebuah pementasan. Sedangkan menurut Wikipedia, monolog adalah suatu ilmu terapan yang mengajarkan tentang seni peran dimana hanya dibutuhkan satu orang untuk melakukan adegan atau sketsanya.

Berlatih monolog sangat penting bagi aktor karena mengasah keterampilan untuk mengekspresikan emosi yang kompleks, meningkatkan artikulasi, dan mengeksplorasi karakter lebih dalam. Monolog sering digunakan dalam drama, film, dan teater sebagai sarana bagi karakter untuk berkomunikasi langsung dengan penonton atau berefleksi dalam situasi tertentu.

Perbedaan antara Monolog, Prolog, dan Epilog

Adapun berdasarkan istilah lainnya dalam drama, kata monolog sering dikaitkan dengan epilog dan prolog, padahal kata tersebut memiliki perbedaan mendasar. Perbedaan tersebut yaitu:

  • Prolog: bagian pembuka atau pengantar sebelum memulai sebuah cerita. Prolog ini berisi narasi untuk menjelaskan bagaimana awal cerita itu terjadi, seperti: tempat, suasana, kejadian umum.
  • Epilog: narasi yang bertujuan untuk penutup sebuah cerita. Biasanya berisi kesimpulan singkat mengenai makna dibalik cerita. Dengan adanya epilog membuat pembaca atau penonton menjadi paham jalan ceritanya telah selesai. Dalam epilog juga dapat ditambahkan pesan moral yang ada dalam suatu pementasan cerita.
  • Monolog: perkataan yang bercerita mengenai sesuatu kepada dirinya sendiri. Monolog biasanya untuk menegaskan maksud keinginan hati dari tokoh tersebut terhadap suatu hal.

Unsur Intrinsik Monolog

Unsur intrinsik pada monolog sama dengan unsur intrinsik yang ada pada drama, yaitu:

  • Plot atau alur drama yaitu rangkaian cerita mulai dari cerita berkembang hingga akhir cerita
  • Tokoh atau karakter
  • Tema atau pikiran pokok yang mendasari cerita
  • Latar atau tempat
  • Amanat

Struktur Dasar Monolog yang Baik

Struktur monolog yang kuat akan membantu aktor menyampaikan pesan dan emosi karakter dengan jelas dan memikat. Berikut adalah tiga elemen utama dalam monolog yang baik:

Pembukaan (Introduction)

Pembukaan bertujuan untuk menarik perhatian penonton dan memperkenalkan karakter atau situasi yang dihadapi. Pembukaan ini bisa berupa pengenalan singkat tentang perasaan karakter atau latar belakang singkat dari cerita yang akan disampaikan.

Isi atau Pengembangan

Bagian utama dari monolog yang menguraikan pikiran, konflik, atau keputusan karakter. Di sini, aktor dapat menyampaikan inti dari monolog, termasuk perubahan emosi atau pertimbangan karakter.

Penutup atau Kesimpulan

Penutup menekankan pesan atau resolusi dari karakter. Penutup yang kuat biasanya mengungkapkan emosi terdalam atau perubahan signifikan dalam cara pandang karakter terhadap situasi tersebut.

Baca juga:

Jenis Monolog

Adapun rincian jenis monolog dibagi menjadi 6, yaitu:

  • Monolog Karakter Biografi: terdapat karakter yang mengutamakan dialog dibandingkan dengan cerita. Cirinya yaitu banyak menampilkan karakter dalam satu cerita.
  • Monolog Naratif Biografis: monolog yang diperankan oleh aktor yang menceritakan ceritanya sendiri.
  • Monolog Fictional Cracter-Driven: menciptakan banyak karakter untuk menunjukkan sebuah tema atau isu.
  • Monolog dokumen berbasis realitas: aktor berperan dengan memakai kata yang tepat dengan orang yang benar-benar ada dalam suatu peristiwa.
  • Monolog topical: monolog yang menjelaskan tentang kegiatan masa lampau/pengalaman baik yang dialami penulis ataupun orang lain sesuai dengan kegiatan sehari-hari. Contoh monolog topical seperti: otobiografi, observasi, dan pendapat mengenai peristiwa sehari-hari.
  • Monolog naratif atau storytelling adalah teks yang berupa fiksi. Penyampaian monolog ini bersifat storytelling (bercerita). Monolog naratif biasa digunakan dalam drama yang mana aktornya bertindak sebagai narator atau pencerita.

Agar lebih jelas, berikut ukulele berikan beberapa contoh monolog.

20+ Contoh Monolog Berbagai Tema (Update 2024)

Untuk lebih memahami teks monolog, berikut 20+ contoh monolog berbagai durasi dan tema yang bisa Anda jadikan referensi.

1. Monolog Singkat – Refleksi Kehidupan

Situasi: Seorang wanita merenung sendirian di kamarnya, mengenang masa kecilnya yang penuh kebahagiaan.

“Apa ya yang berubah? Dulu semuanya terasa lebih sederhana, lebih bahagia. Sekarang… semuanya seperti berlomba, harus lebih ini, lebih itu. Kadang rindu rasanya pulang ke masa kecil, ke saat semuanya… cukup. Sederhana, tapi cukup.”


2. Monolog Singkat – Motivasi

Situasi: Seorang atlet sedang memotivasi dirinya sebelum kompetisi besar.

“Ini kesempatanmu. Jangan biarkan rasa takut menghalangimu. Kamu sudah berlatih keras, mengorbankan banyak hal. Saatnya menunjukkan apa yang bisa kamu lakukan. Aku bisa… aku harus bisa!”


3. Monolog Singkat – Komedi

Situasi: Seorang pria mengeluh tentang antrean panjang di bank.

“Kenapa ya, selalu saat aku buru-buru, antrean bank ini panjangnya bukan main? Sepertinya ada konspirasi yang membuat semua orang memilih hari ini untuk transaksi. Atau mungkin mereka cuma senang melihatku kesal.”


4. Monolog Menengah – Kehilangan

Situasi: Seorang anak kehilangan kucing kesayangannya dan berbicara sambil menatap ke luar jendela.

“Leo, di mana kamu? Rumah ini terasa kosong tanpamu. Setiap sudut jadi sepi. Kamu selalu ada di sini, menemaniku. Aku cuma berharap kamu baik-baik saja di luar sana… dan suatu hari nanti, kamu akan kembali. Aku akan tetap menunggu.”


5. Monolog Singkat – Refleksi Cinta

Situasi: Seorang pria melihat foto lama mantannya.

“Aneh ya, bagaimana seseorang bisa sangat berarti, lalu tiba-tiba hilang. Seperti mimpi yang indah tapi menyakitkan saat kita terbangun.”


6. Monolog Panjang – Kesepian

Situasi: Seorang pria tua merenung di beranda rumahnya, mengenang teman-temannya yang telah tiada.

“Dulu, di sini ramai. Kita sering bercerita sampai larut malam, tertawa, mengeluh, berdebat… Tapi sekarang, tinggal aku sendiri. Mereka pergi satu per satu, meninggalkan kenangan yang sulit dihapus. Aku tahu, hidup terus berjalan, tapi mengapa rasanya… begitu sunyi? Apakah ini artinya aku juga akan menyusul mereka? Aku hanya ingin berbincang sekali lagi, tertawa lagi… tanpa rasa takut kalau ini mungkin akan jadi yang terakhir.”


7. Monolog Singkat – Ambisi

Situasi: Seorang mahasiswa berbicara pada dirinya sendiri sebelum presentasi penting.

“Ini bukan cuma presentasi. Ini kesempatan untuk membuktikan bahwa aku bisa. Semua kerja keras akan terbayar di sini. Jadi, tenang… fokus… kamu bisa.”


8. Monolog Menengah – Percakapan dengan Diri Sendiri

Situasi: Seorang wanita yang baru saja kehilangan pekerjaannya berbicara pada cermin.

“Kamu baik-baik saja, bukan? Hanya pekerjaan, kan? Hidup terus berjalan. Tapi kenapa rasanya seperti gagal? Semua yang aku bangun… lenyap begitu saja. Tapi, kamu tahu? Kamu harus bangkit. Besok adalah hari baru, dan kamu akan baik-baik saja. Percayalah…”


9. Monolog Singkat – Refleksi Diri

Situasi: Seorang pria di taman, melihat anak-anak bermain.

“Lucu ya, bagaimana kita dulu begitu bebas. Tanpa beban, hanya hidup dan bermain. Sekarang, semuanya rumit, penuh aturan dan ekspektasi. Apa yang kita cari sebenarnya?”


10. Monolog Singkat – Romantis

Situasi: Seorang wanita mengenang pria yang pernah ia cintai.

“Kamu tahu, dalam setiap detak jantungku, masih ada jejakmu. Meski kita sudah berpisah, aku masih merasakan hadirmu… di dalam ingatanku.”


11. Monolog Menengah – Drama Keluarga

Situasi: Seorang remaja berbicara pada dirinya sendiri setelah bertengkar dengan orang tua.

“Kenapa mereka nggak pernah paham? Selalu saja merasa benar. Aku cuma mau didengarkan… sekali saja. Tapi mungkin, aku yang salah berharap. Mungkin mereka nggak akan pernah benar-benar mengerti.”


12. Monolog Singkat – Satir Sosial

Situasi: Seorang pria berbicara tentang teknologi yang mengambil alih hidupnya.

“Coba lihat, kita semua terpaku pada layar kecil ini, kayak hidup kita tergantung di dalamnya. Apa kabar ya, dunia nyata di luar sana? Oh iya, kita terlalu sibuk untuk peduli.”


13. Monolog Singkat – Rasa Sakit

Situasi: Seorang wanita merenung setelah patah hati.

“Aku tahu waktu bisa menyembuhkan… tapi mengapa rasanya semakin sakit? Seperti semakin jauh aku melangkah, bayangannya makin mengikatku.”


14. Monolog Panjang – Kesepian dalam Keramaian

Situasi: Seorang pria di pesta merasa sendirian meski dikelilingi banyak orang.

“Di sini ramai, tertawa, bercanda. Tapi kenapa rasanya aku seperti di luar, menonton mereka dari kejauhan? Mungkin memang bukan tempatku di sini. Aku hanya berpura-pura, berbaur dalam keriuhan, tapi di dalam hati… kosong.”


15. Monolog Singkat – Kekecewaan

Situasi: Seorang pelajar merenung setelah mendapat nilai buruk.

“Aku berusaha keras… sangat keras. Tapi kenapa hasilnya begini? Apakah aku memang nggak cukup baik?”


16. Monolog Singkat – Harapan

Situasi: Seorang anak menatap bintang di malam hari, berharap.

“Bintang-bintang, bisakah aku minta satu harapan? Aku ingin semua orang di sini bahagia, selalu. Mungkinkah?”


17. Monolog Menengah – Refleksi Hidup

Situasi: Seorang pria dewasa, mengenang keputusan hidupnya yang salah.

“Andai aku bisa kembali, aku akan memilih jalan lain. Tapi sekarang, apa yang bisa kulakukan selain menerima? Kadang hidup adalah tentang menerima kesalahan dan tetap berjalan, bukan?”


18. Monolog Singkat – Rasa Syukur

Situasi: Seorang ibu melihat anak-anaknya bermain.

“Melihat mereka tertawa, rasanya aku tahu, semua perjuangan ini tak sia-sia. Mereka adalah kebahagiaan yang kuinginkan.”


19. Monolog Panjang – Refleksi Kematian

Situasi: Seorang pria yang sekarat merenung tentang hidupnya.

“Waktu sudah hampir habis. Aku melihat perjalanan hidupku, ada tawa, ada air mata. Apa aku sudah hidup dengan cukup baik? Mungkin aku tak sempurna, tapi setidaknya aku mencoba. Sekarang, aku hanya berharap… mereka yang kutinggalkan tetap melangkah tanpa terbebani oleh kenanganku.”


20. Monolog Singkat – Motivasi Diri

Situasi: Seorang pelari memotivasi diri saat hampir menyerah.

“Kamu sudah sejauh ini. Sedikit lagi. Kaki mungkin lelah, tapi ingat… kamu bisa! Hanya sedikit lagi.”

Baca juga:


21. Contoh Monolog Panjang – Kurang Bersyukur

Aku berlari dengan nafas yang terengah-engah. Tiba saatnya ajaran baru, dua hari yang lalu aku pindah dari kota ke desa. Kepindahan ini membuatku sedih karena harus berpisah dengan teman-teman yang telah lama kukenal semenjak masuk SMP.

Aku memikirkan apa yang kualami baru-baru ini. Semalam, saat menginjak di tempat asing ini, aku tidak betah dan tidak bisa tidur, belum lagi tidak ada AC di ruangan, tidak ada Mall untuk aku bisa refresing. Semua hanyalah sawah dan ternak yang ada di sekitar rumahku.

Aku sungguh kesal hingga terjadi pertikaian antara aku dan ayah mengenai kepindahan ayah yang terkesan mendadak. Aku tidak suka jika harus tinggal di lingkungan kumuh ini. Aku semalaman terhanyut oleh pikiran negatif sehingga sekarang menerima konsekuensinya dengan terlambat datang kesekolah.

Sepuluh menit kemudian, pintu kelas terbuka, aku dengan pakaian yang basah karena keringat, memasuki kelas dan langsung minta maaf pada Bu Guru. Dengan nafas yang masih memburu, aku melihat murid lainnya yang menatapku seperti orang asing.

Awalnya aku berpikir apa aku terihat aneh?. Namun, akhirnya aku sadar perbedaan besar tergambar dari penampilanku dan teman yang lain. Aku memakai pakaian baru yang masih putih, dengan sepatu mengkilap. Rupanya hal tersebut yang membuatku tak luput dari pandangan mata. Sungguh berbeda, teman-temanku memakai baju lusuh dengan sepatu yang ditambal di sana-sini.

Aku berjalan dan duduk di samping salah satu murid tersebut. Dengan senyum yang ramah ia memperkenalkan dirinya. Selama pelajaran, tak kusangka semua murid berlajar dengan giat. Mereka juga aktif menjawab pertanyaan guru bahkan yang menurutku soal tersulit untuk diselesaikan. Sehabis istirahat kulihat mereka bermain riang, tertawa bersama.

Teman sebangkuku mengajakku untuk bermain dengannya. Akhirnya, kami bermain bersama. Rupanya aku sadar aku terlalu manja dan cengeng. Lihat saja mereka, mereka masih bisa tertawa, giat belajar, dan pintar dalam pendidikan meski dalam keterbatasan. Aku merasa malu dan mulai meyakinkan diriku untuk tidak melakukannya lagi.

Contoh Monolog
Pengertian Teks Monolog, Contoh Monolog

Contoh monolog di atas adalah bentuk teks monolog naratif yang bersifat menceritakan sebuah pengalaman yang dialami tokoh Aku. Dalam cerita tersebut, tokoh Aku mendapatkan pelajaran hidup dari pengalamannya dengan melihat teman barunya.

Hal tersebut menunjukkan bahwa contoh monolog memiliki amanat atau pesan moral yang mengajarkan kepada pembaca atau pendengar bahwa kita harus selalu bersyukur, karena masih banyak yang orang yang tidak beruntung.


22. Contoh Monolog Panjang – Kesal Terhadap Teman

Ya, mungkin aku terlalu lelah. Sakitku ku pendam, sakitku kuabaikan. Entah tak terhitung usahaku dan yang kulihat hanya kepalsuan. Hingga tidak ada pilihan lain, selain melakukan hal yang sama, yaitu senyum palsu.

Senyum yang ingin kukembangkan hanyalah sandiwara hanya agar berharap semua akan baik-baik saja. Untuk membuat semuanya tampak baik-baik saja.

Aku tidak dapat membuat kau bahagia akan kehadiranku, andai engkau merasakan kehadiranku bermakna itu sudah cukup. Bagaimana tidak, kau bahkan membicarakanku dibelakang. Bahkan  kau berpikir aku terlalu jauh, terlalu sulit untuk digapai.

Tidakkah melihat usahaku, tersenyum tuk membuat hatimu nyaman. Walaupun dalam diri, seperti ombak yang mengikis batu karang. Mengikis satu persatu, menjadi serpihan yang tak dapat kusatukan.

Kau sungguh hebat teman.. luar biasa… dapat meramal pribadi seseorang dengan mudahnya. Pandai mengatakan tanpa memperdulikan kebenarannya. Oh ya, pantas saja.. akhir-akhir ini kau jarang muncul dimimpiku. Mungkin itu tidak lain, karena aku sudah tidak mengharapkanmu.

Contoh monolog di atas dapat diketahui bahwa teks monolog tersebut merupakan percakapan yang dilakukan kepada dirinya sendiri. Dari contoh menunjukkan gejolak ekspresi suara hati seseorang yang memiliki perasaan kesal, sedih, kecewa yang ditujukan kepada teman yang memiliki sikap yang buruk.

Dalam contoh tersebut menunjukkan buah pikiran pengarang yang diungkapkan oleh penulis tergambar dalam alur, plot, dan bahasa yang digunakan.


Demikian uraian mengenai pengertian teks monolog hingga contoh-contoh monolog beserta penjelasannya. Semoga dapat membantu dan memudahkan Anda dalam menambah wawasan.

1 thought on “Contoh Monolog: Pengertian, Unsur, Jenis Beserta Penjelasannya”

Leave a Comment