Contoh Geguritan Gagrak Lawas dan Gagrak Anyar

Contoh Geguritan Singkat Gagrak Lawas dan Gagrak Anyar – Bahasa daerah merupakan salah satu kekayaan nusantara yang perlu kita lestarikan.

Contoh Geguritan Singkat Gagrak Lawas dan Gagrak Anyar
Contoh Geguritan Singkat Gagrak Anyar  dan Gagrak Lawas

Keberadaan bahasa daerah di era modern saat ini mengalami pergeseran akibat semakin maraknya Westernisasi sehingga menuntut siswa untuk pandai berbahasa Inggris.

Sebenarnya hal tersebut merupakan hal yang positif karena dapat memajukan pendidikan dengan mengetahui bahasa Internasional.

Namun disisi lain, akan berdampak negatif terhadap pelestarian budaya bahasa di Indonesia.

Dampak negatifnya yaitu kurangnya rasa memiliki dan kebanggan terhadap bahasanya sendiri terutama bahasa daerah.

Jika dibiarkan terus-menerus, maka akan menyebabkan eksistensi bahasa daerah menurun dan kasus ekstrimnya dapat menyebabkan kehilangan identitas bangsa.

Oleh sebab itu, di sekolah-sekolah saat ini telah ditambahkan mata pelajaran bahasa daerah untuk mendidik siswa mencintai bahasa daerah.

Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah yang terkenal di Indonesia. Jawa adalah salah satu dari 5 pulau terbesar di Indonesia.

Bahasa jawa memiliki beragam istilah sehingga kosa katanya bersifat kaya. Penggunaan bahasa Jawa juga terdiri dari beberapa tingkatan dari bahasa Jawa halus hingga yang kasar sehingga dari bahasa tersebut banyak menghasilkan berbagai karya.

Karya sastra yang berasal dari bahasa Jawa banyak sekali macamnya. Salah satunya adalah geguritan.

Pada artikel kali ini akan membahas terkait karya sastra geguritan, apa itu geguritan, langkah dalam membuat geguritan, dan contoh geguritan.

Baca juga :

Pengertian Geguritan

jlentrehna kang sinebut puisi gagrag lawas lan gagrag anyar, banjur wenehana tuladhane kang gagrag anyar!

Geguritan berdasarkan bahasanya yaitu berasal dari bahasa Jawa yang memiliki asal kata gurit yang berarti tatahan atau coretan. Geguritan berdasarkan istilah yaitu suatu bentuk karya sastra puisi yang memiliki bahasa yang indah.

Geguritan saat ini lebih dikenal atau dapat juga diartikan (sinonim) dengan puisi bahasa Jawa gagrak anyar (modern) yang tidak terikat dengan aturan.

Bebas yang dimaksud dalam geguritan yaitu bebas jumlah larik, bait, dan tembang yang dilafalkan. Intinya dalam membuat geguritan adalah memiliki bahasa yang indah dan isinya menggunakan kata yang tepat dan pantas.

Cara Membuat Geguritan

Langkah yang pertama kali dilakukan dalam membuat geguritan yaitu penulis menetapkan tema karangan yang akan dibuat.

Tema ini adalah gagasan pokok yang nantinya dijabarkan menjadi kalimat puisi. Oleh sebab itu penentuan tema sangat penting untuk dijadikan wadah dalam karangan geguritan sehingga karangan yang dibuat tidak melenceng dari gagasan pokok yang ditetapkan.

Pembaca dapat menemukan tema dalam geguritan dengan membacanya berulang-ulang sehingga pengarang dapat mengoreksinya dan apakah geguritan yang telah dibuat mampu menyampaikan pesan dan menangkap tema dengan baik kepada pembaca

Langkah selanjutnya dapat dilakukan dengan menentukan gaya bahasa. Gaya bahasa ini penting sebagai identitas dan ciri khas penulis.

Dalam membuat gaya bahasa juga perlu memperhatikan keterpaduan untaian kata dan rima yang ada dalam karangan geguritan.

Cara menulis geguritan setelah menentukan tema dan gaya bahasa yang tepat, kemudian rangkailah kata dan ungkapkan segala yang dirasakan oleh pengarang dalam bentuk tulisan.

Bentuk tulisan dalam geguritan sebaiknya adalah ekspresi dalam hati dan pikiran pengarang. Dengan demikian, geguritan dipenuhi kata yang indah dan penuh makna.

Langkah terakhir barulah membuat judul geguritan. Dalam membuat judul sebenarnya boleh di awal, namun untuk lebih mudah mewakili keseluruhan isi geguritan, lebih baik di akhir saja.

Judul yang dibuat hendaklah semenarik mungkin agar pembaca tertarik untuk membacanya.

Contoh Geguritan Singkat Berbagai Tema

Pada soal ujian bahasa jawa, pasti Anda pernah mendapatkan pertanyaan “jlentrehna kang sinebut puisi gagrag lawas lan gagrag anyar, banjur wenehana tuladhane kang gagrag anyar!” Untuk lebih memahami contoh geguritan bahasa jawa, berikut adalah jenis dan berbagai contoh geguritan singkat beserta penjelasannya.

#1. Contoh Geguritan Gagrak Lawas

Contoh Geguritan Bahasa Jawa Gagrak Lawas
Contoh Geguritan Bahasa Jawa Gagrak Lawas

Pada dasarnya geguritan adalah karya sastra puisi berbahasa jawa yang digunakan oleh para pujangga pada zaman dulu dan terikat dengan aturan dalam karangannya yang disebut dengan gagrak lawas.

Aturan yang dimaksud dalam geguritan gagrak lawas seperti rima, bait, hingga suku katanya.

Geguritan gagrak lawas biasanya menggunakan bahasa jawa kuno dan memiliki pola tertentu. Puisi ini termasuk ke dalam tembang yang menggunakan rima yang padu.

Biasanya pada zaman dulu, geguritan gagrak lawas merupakan karya sastra lisan dari mulut ke mulut bukan melalui tulisan di atas kertas.

Baca juga :

Ciri-Ciri Geguritan Gagrak Lawas

Ciri-ciri dari geguritan gagrak lawas yaitu memiliki jumlah kata dalam satu baris sebenarnya jumlah katanya tidak harus konstan. Adanya jumlah baris dalam satu bait, kemudian minimal dalam satu bait terdapat 4 baris.

Tiap baris memiliki rima yang akhirannya dalam satu bait harus runtut sehingga menghasilkan intonasi yang indah.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat Anda implementasikan pada contoh geguritan bahasa jawa seperti di bawah ini.

Berikut adalah contoh geguritan gagrak lawas tentang pahlawan dan contoh geguritan bahasa jawa tentang ibu dalam gagrak lawas.


Pahlawan

Sun gegurit

Pahlawan..

Blumbang getih sing panjennengan kurban

Mayuta-yuta kringet panjennengan

Kanggo tanah diarep kabeh kalangan

 

Abot tenan perjuanganmu

Katresnanmu tak pedhot maringi wektu

Nganti saiki kelingan bektimu

Dungoku ngarep katenanganmu

Maturnuwun pahlawanku


Contoh geguritan bahasa jawa tentang ibu (Gagrak Lawas)


Ibu

Sun gegurit

Ibu..

Tansah guyumu nentremke atiku

Tansah mbayangmu ngancani sepiku

Tansah wiwit cilik mulang lakuku

 

Dungomu kanggo sukses aku

Dungoku saterosna ngancani uripku

Sing arep melu ngerasake bungahku

Saiki kulo ngarep rasa senengmu

Ibu bidadariku


Penjelasan Contoh Geguritan Gagrak Lawas

Berdasarkan contoh geguritan gagrak lawas di atas, ciri kahas dari geguritan ini dapat dilihat yaitu umumnya dan biasanya dimulai dengan kata sun geguritan. Maksud dari sun geguritan ini adalah “aku mengarang” atau “membaca geguritan”.

Pada geguritan contoh pertama yaitu tentang pahlawan, dapat dianalisis bahwa termasuk dalam gagrak lawas. Hal tersebut dikarenakan dalam satu baitnya memiliki 5 baris begitu pula pada bait kedua.

Kemudian ciri lainnya yaitu memiliki rima akhir yang sama yaitu pada bait pertama berkahiran “–an” dan pada bait kedua berakhiran “-u”.

Makna yang terkandung dalam geguritan dengan judul pahlawan yaitu mengenai betapa besarnya jasa pahlawan untuk memperjuangkan negara kita.

Hal tersebut ditandai pada baris 3 dan 4, bait pertama, yaitu “Blumbang getih sing panjennengan kurban”, “Mayuta-yuta nangis lan kringet panjennengan” yang artinya “Genangan darah yang kau korbankan”, “berjuta-juta tangisan dan keringat engkau”.

Dari hal tersebut, akan mengena dalam hati para pembaca sehingga terkesan.

Contoh kedua yaitu mengenai contoh geguritan bahasa jawa tentang ibu. Contoh tersebut termasuk dalam gagrak lawas karena terikat dengan aturan.

Dapat dilihat dar geguritan tersebut guru lagunya memakai guru suara. Hal tersebut dapat dilihat pada bait pertama dan kedua sama-sama berakhiran –u.

Ciri lainnya yaitu pada puisi ibu tersebut memakai awalan “sun gegurit”. Suku kata pada baris satu dan baris lainnya sama, dapat dilihat pada bagian: “Tansah guyumu nentremke atiku”,”Tansah mbayangmu ngancani sepiku”,”Tansah wiwit cilik mulang lakuku”.

Dalam gagrak lawas di atas juga menggunakan majas perulangan. Hal tersebut menjadikan geguritan menjadi lebih padu serta memberikan penegasan pada pembaca sehingga dapat fokus dan menyerap makana yang dimaksud pengarang.

Pembuatan contoh geguritan di atas baik yang bertema pahlawan atau bertema ibu, pengarang harus memiliki pengetahuan gambaran sosok pahlawan dan ibu sehingga relevan dengan pembaca dan bisa menjelaskan suatu peristiwa dan kondisi yang sebenar-benarnya.

#2. Contoh Geguritan Gagrak Anyar

Contoh Geguritan Gagrak Anyar Singkat
Contoh Geguritan Gagrak Anyar Singkat

Sama halnya seperti yang di jelaskan sebelumnya, bahwa geguritan berdasarkan wikipedia pada masa kini adalah persamaan (sinonim) dari gagrak anyar.

Hal tersebut karena geguritan yang dibuat bersifat bebas dan tidak terikat aturan. Karya bebas ini akan membuat pengarang lebih kreatif untuk memainkan kata-kata geguritan sehingga bahasa yang digunakan menjadi indah dan merasuk kepada pembaca.

Adapun contoh geguritan gagrak anyar dapat dilihat sebagai berikut.


Contoh 1: Contoh geguritan gagrak anyar tema ilmu


Ilmu

Saka langit biru kaya segara

Nganti srengenge ndhelik ing mega

Lakuku terus mlaku

Ora preduli dheweke kesel

Mlaku ing akeh

 

Sikilku mesthi leren ing papan sing padha

Sekolah sing dakgali kanggo mbedhek mbesukku

Ora ngganggu paningale jiwaku

 

Aku nemokake sekolah kanggo sinau kabeh

Amarga aku ngerti ana akeh sing nyilem

Kaya macem-macem jinis iwak ing samodra

 

Oh ilmu …

Aku takon Gusti marang Sing sejatine nduweni ilmu

wenehi ilmu sing jembar

Banjur angkat aku menyang permukaan

Supdhos pikiran peteng ora ngganggu paningale jiwaku


Contoh 2: Contoh geguritan gagrak anyar tema Ibu


Ibu

Rembulan mekar lan srengenge layu

Mripatku meneng kelingan sliramu

Pasang tangan tengenmu ing bathukku

Ngusap alon sirahku

 

Melodi panjennengan mung kanggo aku

Donga sore panjennengan nyebut jenengku

Kaya udan sing tiba nalika pelangi katon

Sanajan wis udan isih udan isih nandur tanduran

 

Cahya ati iki

Nalika sampeyan ngasuh baris tembung kangen

Abot ati iki

Esemmu mekar nalika atimu remuk

 

Ayo kula dadi bukti kabecikan panjennengan

Minangka saksi sadurunge Raja Wayah

Ewonan sengsara sampeyan kanggo mbayar eseman

 

Dhuh, Pamilik Katresnan!

Katresnane tanpa wates sanajan ora bisa dibalekake

Ibu, bidadariku

Aku ora pengin kelangan tresnamu

Sanajan bakal ana kanca ing sajroning uripku


Contoh 3: Contoh geguritan gagrak anyar tema katresnan


Pandeleng Pisanan

Angin wengi mbrebes mili

Menyapa marang praupan iki meksa mata aku nutup

Seteg surup lagi nyedhak

Aku mlaku ngrampungake kewajiban

Sekolah sing dakgoleki

Kanggo nuduhake citra universitas

 

Aku ketemu panjennengan

panjennengan teka tanpa alesan, ngenggoni papan atiku

Otakku mikir, kowe mengko angin

Cukup isi kenangan memori,

Atiku nolak

Dheweke bisik “Aku wis kenal suwe”

 

Ati panjennengan ayu, esemamu manis

Aku pengin ngerti luwih

Aku ora preduli nalika mikir

Nalika lintang katon padhang kaya mutiara

Endah banget yen dideleng

Nanging ninggalake, ora menetap

panjennengan sapa

Wektu ora bisa dingerteni

Kepiye aku nari-nari ing kangen


Contoh 4: Contoh geguritan gagrak anyar tema gadis kecil


Cah Cilik

Panjennengan isih ora stabil, bocah wadon cilik

Ati durung cukup angel

Rame lan rame wis menehi warna urip

Lambemu sing tipis mesem nalika wengi

Aku terpesona karo aroganmu

 

Dadi kembang mekar

Hawane nggepuk nganti kelopak tiba

Katon rapuh nanging mesthi ngencengi ranting

Nalika wayahe mangsa garing

Aku bakal ngomong kabeh

Wit sing ditandur, wangi berkat panjennengan

 

Oh cah cilik …

Kapan panjennengan dadi permata alam semesta iki?

Amarga cakrawala panjennengan malih dadi abang

Ing pesona surup


Contoh 5: Contoh geguritan gagrak anyar tema katresnan (2)


Ati Jangkar

Pasuryan lan anget sing alus

Aku cekel banget lan muga-muga bisa nggayuh atimu

Monggo, ojo mbalik

Amarga aku wedi yen ora bisa nyingkirake penjennengan

 

Ing srengenge alus

Aku narik napas dawa

Banjur angin nggegirisi aku

Aku mikir bisa mabur

Nanging aku bisa uga rusak sadurunge tekan langit

 

Rasane iki ora pengin cocog karo pikiranku

Aku ora bisa ngucapake amarga ngerti

Yen tembung kasebut ora langgeng

Amarga ora kabeh ditulis

Tansah mbukak ing antarane garis kasebut

 

Ora preduli aku nyingkir

Atiku wis dilabuh menyang dermaga panjennengan

Aku ora bisa nolak

Kaya obyek tanpa isi

Dheweke ora bisa dipengaruhi


Contoh 6: Contoh geguritan gagrak anyar tema hewan


Kunang-kunang

Wengi liyane peteng

Kasaput kabut

Mega ireng nutupi langit

Ora katon putri cahya

Aku weruh saka kadohan

Sithik cahya sing sumunar

Sing madhangi bumi

Saka petheng wengi

 

Salah sawijine

Nyedhak kaca omahku

Kunang-kunang liyane

Marani aku

 

Padhangmu padhang banget

Madhangi halamanku

Saiki aku weruh kembang

Wis turu turu tenan


Contoh 7: Contoh geguritan gagrak anyar tema Tuhan

Gusti Allah

Panjennengan ana

Panjennengan mesthi ana

ing saben langkah gesang kawula

ing saben napasku

 

Panjennengan Maha apik

tansah dakkarepake apa sing dakkarepake

tansah kepengin ngrungokake saben pandonga

matur nuwun Gusti

 

gawe aku bocah sing apik

bocah sing matur nuwun

kanggo apa sing mesthi diwenehake

matur nuwun Gusti

Baca juga :


Penjelasan Contoh Geguritan Gagrak Anyar

Berdasarkan contoh geguritan gagrak anyar di atas sudah jelas bahwa setiap bait, jumlah suku kata, dan rimanya tidak harus sama dengan baris lainnya.

Hal tersebut jauh berbeda dengan geguritan gagrak lawas yang mengikat pada aturan rima, baris, dan baitnya.

Namun, yang perlu diperhatikan adalah dengan menggunkan diksi yang tepat dan kata yang menarik. Isi dalam geguritan gagrak anyar juga tidak boleh keluar dari tema yang telah direncanakan.

Geguritan gagrak anyar maupun gagrak lawas sama-sama memiliki struktur yang terdiri dari tema, rasa, nada, dan tujuan. Panjang dan pendeknya isi dalam geguritan pasti memiliki tema. Tema inilah yang harus mengena pada pembaca.

Rasa yang ada dalam geguritan dapat berupa perasaan romantis, melankolis, senang, sedih, atau marah. Dapat dilihat pada contoh geguritan di atas, pada puisi tema ibu memiliki rasa melankolis.

Nada juga tak kalah penting karena nada yang indah dalam geguritan akan menambah cita rasa karya sastra menjadi lebih kaya.

Nada dibuat dengan memperhatikan pemilihan diksi/kata yang tepat. Terakhir adalah tujuan dari membaut geguritan, haruslah jelas.

Beragam maksud dan tujuan dari penulisan geguritan, seperti untuk ungkapan hati, sindiran/kritik terhadap kalangan tertentu, atau untuk memperkaya khasanah karya bagi penulis profesional.

Dalam membuat geguritan bahasa jawa memerlukan keterampilan dan latihan terus-menerus agar dapat menggunakan kosa kata bahasa jawa yang sesuai.

Oleh sebab itu, pemilihan kata dapat dicari dengan menggunakan kamus bahasa jawa, dengan memilih kata sinonim yang sesuai.

Selain itu, dapat juga menggunakan majas perumpamaan untuk mengibaratkan sesuatu sehingga memberikan penafsiran yang sama walau menggunakan benda/objek lain.

Contohnya seperti di atas adalah “Dadi kembang mekar”. Makna tersebut mengganti kata seorang bocah yang sedang dalam masa perkembangan kemudian diganti dengan kata bunga yang mekar memiliki makna yang sama.


Demikian artikel penjelasan geguritan beserta contohnya ini. Bila ada yang ingin ditanyakan, silakan sampaikan melalui kolom komentar di bawah ini.


Semoga bermanfaat.

Leave a Comment