Validasi Adalah: Pengertian, Konsep Validitas, & Contohnya

Apa Itu Validasi: Arti Validasi Adalah, Konsep Validitas, dan Contohnya
Apa Itu Validasi: Arti Validasi Adalah, Konsep Validitas, dan Contohnya

Apa Itu Validasi: Definisi, Konsep Validitas, dan Contohnya – Dalam melakukan suatu pengukuran dalam uji penelitian, diperlukan sebuah data dan alat ukur.

Setelah mendapatkan data penelitian, kemudian diolah dengan berpikir logika serta metode ilmiah tertentu berlandaskan pada ukuran validasi penelitian.

Ukuran validasi adalah penting untuk mencapai pendekatan kebenaran suatu penelitian sehingga keilmiahan penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

Lalu, apa itu validasi?, apa saja konsep validitas?, dan apa contoh validasi data?. Semua akan Ukulele rangkum dalam pemabahasan artikel ini.

Apa itu Validasi?

Validasi adalah tindakan pembuktian..

Berdasarkan kamus besar bahasa indonesia, validasi adalah 1 pengesahan; 2 pengujian kebenaran atas sesuatu;

Arti validasi secara etimologis berasal dari kata validation yaitu membuktikan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Arti validasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:

  • Validasi adalah kegiatan untuk mengukur sejauh mana perbedaan skor yang mencerminkan perbedaan sebenarnya antar individu, kelompok, atau situasi menyangkut karakteristik yang diukur, atau mengukur sejauh mana kesalahan sebenarnya pada individu, kelompok yang sama dari satu situasi ke situasi yang lain (Hendri, 2009).
  • Validasi adalah tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi maupun pengawasan mutu akan selalu mencapai hasil yang diinginkan (BPOM RI, 2006).

Berdasarkan arti validasi tersebut, dapat dikatakan bahwa validasi adalah pembuktian tentang kebenaran data yang diteliti, valid atau tidak terhadap suatu instrument. Instrument penelitian adalah suatu alat untuk pengumpulan data atau untuk mengukur objek penelitian sehingga didapatkan data untuk validasi.

Instrument atau tes dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dengan hasil ukur yang sesuai. Oleh sebab itu, hasil ukur dari pengukuran instrumen dapat merepresentasikan fakta atau nilai sebenarnya maka, baik tidaknya instrument penelitian ini ditentukan oleh validasi.

Dalam teori skor-murni klasikal, semakin skor perolehan mendekati skor murni maka semakin tinggi validasinya, demikian juga sebaliknya jika semakin jauh atau semakin besar perbedaaan skor perolehan dengan skor murninya maka semakin rendah validasinya.

Jika validasinya sangat rendah maka penelitian tersebut tidak sesuai dengan harapan atau terjadi error karena data yang diperoleh tidak tepat.

Tujuan dari validasi adalah untuk menghasilkan sebuah model yang representatif terhadap sistem kenyataannya serta meningkatkan kredibilitas model.

Validasi sering dikaitkan dengan verifikasi. Perbedaan diantara keduanya yaitu jika validasi adalah pembuktian kebenaran dari sesuatu.

Contohnya validasi dalam proses produksi, validasi data penelitian kandungan limbah, validasi obat farmasi, dsb. Sedangkan verifikasi adalah konfirmasi dari sesuatu yang menjadi persyaratan.

Baca juga:

Konsep Validitas

Beberapa literatur menyebutkan validasi dapat dikatakan sebagai validitas. Namun, literatur lain menyebutkan jika validasi adalah kegiatan untuk membuktikan suatu instrumen, maka validitas adalah tingkat kepercayaan terhadap kevalidan instrumen.

Untuk menemukan bukti sebagai validitas, maka ada beberapa pendekatan atau konsep validitas yang dibagi menjadi tiga yaitu, validitas isi, validitas konstruk, dan validitas empiris atau kriteria. Konsep validitas adalah sebagai berikut:

  1. Validitas Isi

Validitas isi yaitu untuk membuktikan seberapa jauh dalam sebuah uji untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap isi atau konten tertentu yang seharusnya dikuasai untuk tujuan pembelajaran.

Bukti-bukti tersebut kemudian diproses dan dianalisis secara rasional atau menggunakan analisis logika, bukan berdasarkan perhitungan statistik.

Oleh sebab itu, validitas isi dinilai oleh orang yang ahli dibidangnya dengan menilai kisi-kisi uji tersebut sudah mewakili atau mencerminkan keseluruhan isi atau konten yang seharusnya dikuasai secara proporsional.

Contoh yang dinilai dalam validitas isi antara lain:

  • Tata bahasa
  • Definisi operasional variabel
  • Representasi sesuai dengan variabel yang diteliti
  • Jumlah soal
  • Format jawaban
  • Skala pada instrumen
  • Petunjuk pengisian instrumen
  • Waktu pengerjaan
  • Populasi sampel
  • Format penulisan
  • Pemberian nilai atau skor

Setelah melakukan uji validitas data isi kepada ahli, kemudian instrumen direview dan direvisi sesuai saran/masukan dari ahli. Instrumen dinyatakan valid secara isi tergantung dari ahli.

Ciri yang melandasi bahwa suatu instrumen telah valid adalah ahli sudah menyetujui instrument tersebut, baik secara isi maupun formatnya, tanpa ada koreksi. Oleh sebab itu, perlu direvisi jika ada perbaikan dari ahli hingga benar-benar valid (tanpa revisi).

  1. Validitas Konstruk

Validitas konstruk yaitu berfokus pada kualitas alat ukur yang menunjukkan hasil pengukuran yang sama dengan definisi konseptual (teoritis) yang sudah ada. Definisi setiap variabel harus jelas agar penilaian validitas konstruk menjadi lebih mudah.

Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen yang berguna untuk mengukur variabel konsep, contohnya seperti: mengukur sikap, minat diri, gaya kepemimpinan, tes bakat, intelegensi, kecerdasan, emosional, dll.

Dalam menentukan validitas konstruk harus berdasarkan pada pendalaman teoritis yang tepat serta pertanyaan dan pernyataan instrumen sesuai. Dengan demikian, instrumen tersebut dikatakan valid secara validitas konstruk.

Pemahaman lainnya terhadap validitas konstruk adalah penilaian tentang seberapa baik pakar atau ahli menerjemahkan teori yang digunakan ke dalam alat ukur atau instrumen. Proses penelaahan teori dimulai dari perumusan teori, penentuan dimensi dan indikator, sampai kepada penulisan butir-butir instrumen.

Validasi konstruk ini juga berdasarkan proses analisis dengan komparasi (perbandingan) yang logis dan cermat.

  1. Validitas Kriteria

Validitas kriteria yaitu untuk mengukur perbandingan antara instrumen yang sedang dikembangkan dengan instrumen yang dianggap sebanding. Jenis validitas kriteria dibagi lagi menjadi 2, yaitu validitas kriteria prediktif dan validitas kriteria bersamaan.

Validitas kriteria prediktif adalah pengujian instrumen dan kriteria yang dilakukan dengan waktu yang berbeda sedangkan validitas kriteria bersamaan dilakukan dalam waktu yang sama. Dengan demikian, perbedaannya terletak pada waktu pengujian instrumen dan kriterianya.

Hasil dari uji instrumen dan kriterianya kemudian dihubungkan dengan analisis korelasi. Semakin tinggi nilai koefisien korelasinya menandakan kevalidan.

Contoh Validasi

Validasi memiliki pengertian yang luas serta dapat diterapkan dalam berbagai bidang akademisi. Contoh validasi data adalah sebagai berikut:

  • Validasi data aplikasi sistem informasi kependudukan, misalnya yaitu SIK. Ketika Anda menginput data misalnya tidak bisa menulis huruf lebih dari 20 karakter, harus dalam bentuk nominal, dsb. Aplikasi tersebut langsung divalidasi oleh sistem.
  • Validasi proses produksi dalam industri farmasi. Validasi proses produksi dapat dilakukan jika sudah dilaksanakan kualifikasi mesin/peralatan produksi/sarana penunjang serta telah dilakukan validasi metode analisa.
  • Validasi tes hasil belajar siswa seperti bentuk tes essay dan objektif (pilihan ganda, analisa hubungan, mencocokkkan, betul-salah) atau kombinasi keduanya yang kemudian validasi tersebut dinilai oleh ahli yaitu guru. Dengan adanya validasi tes hasil belajar untuk memenuhi kaidah instrument yang berkualitas.

Baca juga:



Demikian penjelasan mengenai pengetian validasi adalah, konsep atau pendekatan validitas serta contoh validasi. Dari definisi validasi tersebut, maka dalam prosesnya diperlukan analisis berpikir sehingga hasil yang diperoleh dapat dibuktikan kebenarannya. Semoga bermanfaat!

Leave a Comment